5 Faktor Penyebab Alergi Pada Bayi
Alergi merupakan salah satu masalah yang umum terjadi pada bayi. Beberapa gejala yang sering muncul yaitu asma, ruam, gatal, hingga infeksi. Pada kondisi yang serius, Anda mungkin akan sering bolak-balik ke dokter untuk mengatasi alergi yang terjadi pada si Kecil. Langkah paling tepat untuk meminimalisir alergi adalah dengan menghindari alergen atau pemicu alergi. Jadi Anda harus mengetahui faktor penyebab alergi pada bayi kemudian menghindarinya.
Berdasarkan World Allergy Organization, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan bayi mengalami alergi. Langsung saja berikut ini pembahasan selengkapnya mengenai faktor-faktor tersebut:
Faktor Genetik
Faktor genetik atau keturunan bisa menimbulkan alergi melalui berbagai macam mekanisme kompleks dimana juga melibatkan sistem imun dan juga pengaturannya. Faktor ini menjadi faktor penting terhadap munculnya penyakit alergi. Seorang anak berisiko lebih besar mengalami alergi jika keluarganya ada yang memiliki riwayat alergi, terutama jika ia adalah garis pertama keluarga. Namun apabila orang tuanya tidak memiliki riwayat alergi, anak tetap bisa terkenal alergi dengan presentase 1-11%.
Faktor Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor penyebab alergi pada bayi selanjutnya. Bahkan di negara yang memiliki tingkat polusi tinggi, lingkungan ternyata mampu menjadi salah satu penyebab terjadinya kematian. Alergen dari lingkungan bisa dibagi menjadi dua macam yaitu polutan luar ruangan dan polutan dalam ruangan. Polutan dalam ruangan yaitu polutan yang dihasilkan oleh hewan jenis mamalia, askarida, dan serangga. Sedangkan polutan yang berasal dari luar ruangan yaitu polutan yang dihasilkan oleh asap, debu, serbuk sari, jamur, alga, dan lain sebagainya.
Sumber atau Jenis Alergen
Penyakit alergi tertentu misalnya rhinitis, asma, serta eksim atopik tergantung pada proses paparan alergen. Sumber atau jenis alergen tertentu bisa menimbulkan reaksi pada seorang bayi, tapi tidak menimbulkan reaksi apapun pada bayi lainnya. Beberapa sumber alergen yaitu jamur, serbuk sari, kecoa, makanan tertentu, bahan kimia, gigitan hewan, dan lain sebagianya. Hindarkan bayi pada sumber alergen agar tidak mengalami reaksi akibat alergi. Contoh reaksi alergi yang sering terjadi yaitu ruam, bersin-bersin, hingga iritasi kulit.
Sosial Ekonomi
Sebuah penelitian yang dilakukan di Makassar menunjukkan hasil jika orang dengan tingkat sosial ekonomi tinggi cenderung memiliki risiko lebih besar dibandingkan mereka yang berada di tingkat sosial ekonomi lebih rendah. Pasalnya kelompok sosial ekonomi tinggi lebih mudah mengakses makanan yang memicu peradangan, misalnya seperti makanan kaleng, makanan cepat saji, dan lain sebagainya. Sedangkan mereka yang berada pada tingkat sosial ekonomi rendah memiliki imunitas yang lebih baik karena akses pada makanan-makanan tersebut lebih terbatas.
Perubahan Cuaca dan Migrasi
Faktor penyebab alergi yang terjadi pada bayi selanjutnya adalah perubahan cuaca dan migrasi. Perubahan dan faktor cuaca yaitu seperti kecepatan angin, suhu, kelembaban, dan lain sebagainya dapat meningkatkan polusi di sebuah lingkungan. Jadi risiko alergi pada anak akan meningkat seiring perubahan dan faktor cuaca tersebut. Selain itu, migrasi atau perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya juga akan mempengaruhi risiko alergi. Pasalnya migrasi dapat membawa set polutan dan alergen yang berdampak buruk pada lingkungan sosial.
Itulah beberapa faktor penyebab alergi pada bayi yang perlu Anda ketahui untuk menghindari hal tersebut terjadi pada si Kecil. Atasi alergi dengan menghindarkan alergen pada si Kecil. Apabila si Kecil terlanjur terkena gejala alergi, segera bawa ke dokter untuk penanganan yang cepat. Semoga informasi mengenai faktor penyebab alergi di atas bisa membantu Anda meminimalisir terjadinya alergi pada bayi.
Komentar
Posting Komentar